Pendidik asal Solo ini menegaskan strategi 3D’sE ini membangun pembelajaran kreatif dan inovatif. Latar belakangnya, perubahan yang begitu pesat. Anak-anak tidak bisa diajar dengan gaya-gaya model lama.
“Kurikulum selalu berganti, tetapi ujung tombaknya adalah guru. Ketika guru masih mengajar pakai pola-pola lama, bagaimana bisa mempersiapkan anak di masa depan?” tanyanya terusik.
Ia pun menandaskan bahwa Tahapan 3D’sE tersebut tidak putus. Tahapan ini satu rangkaian. Ketika Evaluate, mereka mengomunikasikan hasil mereka. Ketika Do, mereka berkolaborasi. Ketika Design, mereka berinovasi. Ketika discover, mereka harus belajar, menemukan, memperoleh pemahaman atau konsep pembalajaran sehingga bisa mengembangkan suatu ide atau gagasan.
“Saya bersyukur sekali dan puji Tuhan kalau program ini bisa diterima oleh juri karena jurinya memang luar biasa. Pertanyaannya dalam sekali dan semua ingin diketahui oleh juri. Saya sangat beryukur sekali. “
Kendati demikian, ia menganggap kemenangan ini bukan karyanya semata, tetapi ini karya semua warga PENABUR.
Leave a Reply