4 Tradisi Utama yang Dilakukan Warga Tionghoa Saat Imlek

Dekorasi Tahun Baru Imlek 2020 di Kawasan SCBD Jakarta
Dekorasi Tahun Baru Imlek 2020 di Kawasan SCBD Jakarta (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Ada 4 (empat tradisi) yang biasa dilakukan masyarakat Tionghoa saat Tahun Baru Imlek (China) tiba. Sementara sebagian orang akan menyempatkan diri ke kelenteng untuk bersembahyang dan menikmati pertunjukkan barongsai dan naga, namun ada 4 tradisi utama yang tak boleh dilupakan.

BACA JUGA:

Keempat tradisi tersebut adalah mendekorasi rumah, kantor atau tempat kerja dengan warna merah, mengadakan makan malam bersama keluarga inti, menyalakan kembang api, dan memberikan angpau.

  1. Dekorasi Serba Merah
    Rumah, kantor, dan tempat kerja biasanya didekorasi serba merah. Tak mengherankan, jalan-jalan dan pusat perbelanjaan pun jelang dan saat Imlek selalu identik dengan dekorasi serba merah. Lentera merah juga digantung di jalan-jalan, lalu sepasang untaian bait sajak diletakkan di kedua sisi pintu, gedung perkantoran dan bank mendekorasi bangunannya masing-masing dengan aneka hiasan tahun baru yang menggambarkan kemakmuran. Kegiatan mendekorasi biasanya dilakukan sejak sebulan sebelum perayaan tahun baru Imlek berlangsung. Karena 2020 ini merupakan Tahun Tikus Logam maka dekorasi yang berhubungan dengan tikus akan umum dilihat. Merah merupakan warna utama pada festival Imlek yang menjadi warna keberuntungan. Selain dekorasi, pembungkus hadiah pun harus merah dan pakaian pun harus merah.
  2. Quality Time Bersama Keluarga Inti
    Inti Tahun Baru Imlek adalah makan malam bersama keluarga inti dengan banyak hidangan yang bermakna, seperti kue keranjang, ikan, kue mangkok, mie goreng, yu sheng, telur yang direbus dengan teh, hidangan daging babi, ayam atau bebek, jeruk, manisan segi delapan, jiaozi hingga lapis legit dan spring rolls (lumpia). Tahun Baru Imlek merupakan waktu untuk keluarga berkumpul. Dimana pun mereka berada, sejauh apapun mereka dari rumah, orang-orang akan berharap agar bisa pulang ke rumah, untuk merayakan festival tersebut dengan keluarga inti mereka.
  3. Pesta Kembang Api dan Petasan
    Berkumpul bersama keluarga biasanya dimeriahkan dengan menyalakan kembang api dan petasan, terutama saat malam Tahun Baru Imlek. Malam tahun baru Imlek adalah malam untuk menyaksikan pesta kembang api dan petasan, meski saat ini sudah sedikit dibatasi.
  4. Membagikan Angpau
    Angpau banyak ditunggu khususnya anak-anak. Amplop merah yang berisi uang ini biasanya diberikan oleh orang dewasa pada anak-anak. Angpau dipercaya memiliki keberuntungan karena berwarna merah. Angpau ini diberikan pada anak-anak dan pensiunan. Umumnya hanya majikan yang memberikan angpau pada pekerja dewasa. Pada dasarnya besaran angpau disesuaikan dengan pendapatan. Namun ada kebiasaan bahwa jika belum menikah maka tidak perlu memberi angpau. Menariknya, kerabat dekat (seperti orang tua dan kakek nenek) akan tetap memberi angpau, walaupun kita sudah menikah, sebagai lambang cinta, restu dan doa orang tua kepada anak. Besaran angapau kepada pihak yang lebih tua (terutama orang tua dan kakek nenek): berkisar antara 1-4 juta, kepada generasi muda yang belum berpenghasilan (terutama yang masih bersekolah/kuliah), seperti anak dari sahabat, anak dari kerabat dan anak dari kolega: antara 100-200 ribu, kepada anak sendiri mulai 200 ribu hingga sesuka yang ingin diberikan, kepada pegawai yang masih keturunan Tionghoa antara 200 ribu-2 juta (diberikan pada hari kerja terakhir sebelum libur Tahun Baru Imlek), lalu kepada anak-anak lainnya (teman-teman anak atau kompleks rumah) biasanya angpau kecil 5-10 ribu.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*