Oleh: Eben E. Siadari *
JAKARTA, KalderaNews.com — Di sebuah forum diskusi online, seorang penulis mengajukan pertanyaan tentang bagaimana cara mencegah cerita tidak menjadi terlalu muram.
“Saya sedang menulis sebuah cerita perang, dan tiap suasana yang tergambar selalu menjadi sedih. Pembaca akan terbawa terlalu dalam. Apakah ada cara yang memberi terang di kegelapan di novel saya?.” tanya dia.
Banyak jawaban yang diberikan. Salah satunya begini. “Temui dan bicaralah dengan para veteran di kehidupan nyata, dan tanyakan bagaimana mereka melewatkan saat-saat perang. Salah satu taktik mereka adalah dengan menciptakan black humor –mereka dapat melihat humor bahkan di saat-saat duka (hal seperti ini juga lazim di kalangan para veteran, penegak hukum, dokter, dan petugas gawat darurat).”
BACA JUGA:
- Pastoralisme Kota Kecil dalam Lagu-lagu Didi Kempot
- Glorifikasi Stafsus Milenial yang Berakhir Tragis
- Stereotip Rasial di Tengah Wabah Covid 19
- Epitome: Tangis Suster China di Tengah Wabah Corona
- Revitalisasi Kosa Kata untuk Tingkatkan Kompetensi Menulis
- Beda Bahasa Politisi dan Peneliti
Jawaban ini menarik. Rupanya memang ada profesi-profesi tertentu yang dapat berfungsi sebagai pencerah hari, pemantik ceria, pencetus tawa. Mereka masih dapat tertawa dalam suasana seburuk apa pun.
Leave a Reply