JAKARTA, KalderaNews.com — Didirikan 40 tahun lalu, program menulis di Little Red Schoolhouse, University of Chicago, menjadi salah satu kelas favorit mahasiswa dan alumni. Mereka mengatakan pelajaran yang mereka dapati di program ini menjadi salah satu yang paling berguna selama mereka kuliah.
Para mahasiswa di tahun pertama di universitas ini, mengikuti seminar menulis di tempat ini. Seminar menulis tersebut menjadi mata kuliah wajib dengan nama Humanities Writing Seminars (HUMA 19100).
Menurut penjelasan dalam situs resminya, kelas menulis di Schoolhouse ditujukan sebagai sarana memperkenalkan analisis dan praktik penulisan akademis kepada mahasiswa. Schoolhouse menggunakan pendekatan diskusi substantif bersama dengan tugas-tugas menulis yang dari kuliah Humaniora mereka. Para mahasiswa dibagi berdasarkan kelompok yang jumlah anggotanya tidak lebih dari tujuh orang masing-masing kelompok.
BACA JUGA:
- Digital Talk Series ke-6 Atma Jaya: Craft Your Career in Tech Industry
- Industri Gaming Tumbuh 20 Persen, Ini 3 Alasan eSports Kian Populer
- Dr. Eddy Keleng Ate Berut: Kabupaten Dairi Sangat Terbuka untuk Investor Digital dari Luar
- Digitalisasi SDM Usia Muda, Pemkab Dairi Lirik Kampus SGU dan Telin
- Teknologi Informasi Kunci Peningkatan Ekonomi Saat Pandemi Covid-19
Salah seorang yang turut membidani program ini, Larry McEnerney, mengakhiri masa baktinya bulan lalu. Dia sudah bekerja di tempat ini sejak didirikan. Ia berkisah bagaimana program tersebut bermula. Kisahnya yang unik dan menarik itu ditampilkan di situs resmi universitas tersebut.
Sesama Pendiri Berdebat
Pada tahun 1978, sebagai seorang lulusan Sastra University of Chicago, Larry McEnerney mengikuti pelatihan untuk persiapan menjadi instruktur pelatihan menulis akademis dan profesional, yang kelak menjadi cikal bakal Little Red Schoolhouse.
Dua mentor program itu Joseph H. Williams dan Gregory Colomb, adalah dosen di University of Chicago. Yang disebut pertama merupakan pembimbing Larry McEnerey ketika dia kuliah.
Lucunya, bukannya memberikan pelatihan kepada mereka, malahan kedua dosen itu saling berdebat di depan para peserta pelatihan. Yang mereka perdebatkan adalah tentang kiat-kiat menulis. Satu sama lain menganggap kiatnya yang paling benar.
Ini sempat membuat McEnerney bingung. “Saya masih ingat dengan jelas pada hari Senin malam di Cobb Hall, ketika kami berharap mendapat pelatihan, dan selama tiga jam Joe dan Greg berdebat satu sama lain tentang bagaimana menulis,” kenang McEnerney.
“Di satu sisi hal itu menakutkan karena kami sedang mempersiapkan diri untuk mengajarkan program penulisan dan kami tidak tahu apa konten yang akan kami ajakarkan. Di sisi lain, kejadian itu sangat menarik dan mendebarkan,” lanjut dia.
Semangat berdebat tersebut kemudian memicu hasratnya untuk menulis dan juga mengubah kariernya. McEnerney menjadi salah satu dari 12 lulusan University of Chicago yang menjadi pengajar awal di program ini.
Kini ketika ia pensiun, ia meninggalkan program ini dengan reputasi sebagai salah salah satu program yang paling berkesan (dan berguna) di mata para alumni.
“Larry telah memperkaya kehidupan banyak orang, sebagian dengan mencontohkan cara bekerja – dengan teks, dengan mengajar,” kata Kathy Cochran, yang akan menjabat sebagai direktur sementara program penulisan setelah McEnerney pensiun.
“Saya pikir, kejeniusan Larry adalah mengembangkan pedagogi dan budaya tempat kerja yang dibangun di sekitar ruang yang tenang, untuk melakukan analisis dan refleksi. Ini adalah ruang-ruang di mana para mahasiswa membuat pilihan yang tepat dan secara sadar tentang apa yang akan dipotong, ditambahkan, maupun direvisi dalam karya tulis mereka. ”
Menulis untuk Audiens yang Beragam
Tidak kurang dari 2000 mahasiswa setiap tahun mengikuti program-program di kelas-kelas Schoolhouse. Program-program yang ditawarkan telah berkembang baik dalam jenis maupun jumlah pesertanya.
Selain seminar penulisan bagi mahasiswa di tingkat awal, program penulisan bagi kalangan akademis dan profesional juga disediakan. Bahkan juga ada program pelatihan penulisan bagi calon-calon instruktur penulisan.
Tentang disediakannya program pelatihan menulis bagi kalangan akademis dan profesional, McEnerney menceritakan alasannya.
“Tidak begitu aneh jika seorang pakar dianggap tidak mampu menulis dengan baik untuk dibaca kalangan pembaca awam,” kata .McEnerey.
“Namun yang aneh, para pakar kerap dianggap buruk dalam menulis oleh pakar lainnya,” lanjut dia.
“Anda mungkin mengira bahwa seharusnya mereka bagus dalam menulis. Mereka memiliki kosa kata, pelatihan dan pengetahuan yang sama. Anda mengharapkan mereka seharusnya menulis dengan baik. Sayangnya, mereka lebih sering menyalahkan tulisan sesamanya tanpa hentinya,” kata dia.
Inilah salah satu tujuan didirikannya Little Red Schoolhouse. Diperlukan pendekatan yang mempertimbangkan tantangan-tantangan khusus dalam menulis materi yang rumit, untuk tetap dapat dipahami dengan enak oleh pembaca.
Menurut McEnerney, Little Red Schoolhouse ditujukan untuk menanggapi kebutuhan rumit para mahasiswa dalam berbagai tahap pendidikan mereka.
Dalam kuliah-kuliah yang dia berikan, McEnerney menekankan tentang penulisan yang bernilai; penulisan yang membawa nilai tertentu kepada pembaca. Oleh karena itu ia selalu menekankan kepada para mahasiswanya untuk menganalisis dan mengatasi kompleksitas pembaca sehingga gagasan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.
Tentang apa yang paling berharga dari Schoolhouse dalam 40 tahun masa kerjanya, McEnerney berkata, “Saya merasa terhormat telah melihatnya pada awalnya, tetapi saya juga telah melihat bagaimana ia berubah, dalam konten, tentu saja, tetapi juga dalam norma, praktik, dan orang-orangnya. Saya akan ingat transformasi ini, yang saya yakin juga akan tetap berlanjut.” (Sumber: college.uchicago.edu)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply