Glorifikasi Stafsus Milenial yang Berakhir Tragis

Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta
Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta (KalderaNews/Dok. Pribadi)
Sharing for Empowerment

Oleh: Eben E. Siadari *

JAKARTA, KalderaNews.com — Sorotan tajam atas etika bisnis dua staf khusus milenial Presiden Joko Widodo berujung tragis. Mereka mundur dari jabatan bergaji Rp600 juta setahun itu setelah hanya beberapa bulan berbakti.

Kemungkinan besar peristiwa ini akan mendorong publik meninjau ulang persepsi tentang makna milenial. Hal itu akan diikuti pula dengan mempertanyakan apakah sudah tepat glorifikasi terhadap sebutan itu selama ini.

Tulisan ini mencoba menawarkan inspirasi dari dunia kepenulisan untuk menjadi pelajaran bagi para milenialis, termasuk mereka yang disebut sebagai stafsus milenial, atas peristiwa yang menimpa tokoh yang diharapkan menjadi representasi mereka.

Glorifikasi Milenialis

Kita tahu kata milenial pada mulanya merujuk pada kelompok demografi pasca generasi X dan generasi Z. Didefinisikan, para milenialis adalah mereka yang terlahir di pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an, yang lahir dan besar di era informasi dan nyaman dalam penggunaan teknologi digital dan media sosial.
Namun, pada perjalanannya, khususnya di Indonesia, muncul tendensi glorifikasi terhadap kata milenial. Lebih menonjol lagi adalah glorifikasi terhadap mereka yang kita pandang sebagai tokoh-tokoh milenialis.
Generasi milenial menjadi identik dengan barisan terdepan revolusi industri 4.0. Lalu publik seolah-olah dihipnotis oleh kiprah ‘sukses’ mereka dengan cara menempuh jalan yang lain daripada yang lain. Publik pun diminta tunduk pada aturan main yang mereka rumuskan.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*