JAKARTA, KalderaNews.com – Dampak pandemi Covid-19 masih berkepanjangan dan sangat dirasakan dunia pendidikan. Sistem pembelajaran di sekolah pada tahun ajaran baru 2020/2021 juga belum berjalan normal. Hal ini tentu membuat kepala sekolah dan guru berpikir keras agar layanan pendidikan bisa tetap berjalan optimal.
BACA JUGA:
- Jurus Hadapi Office Politicking, Dian Sastro: Berlagak Bego Aja
- Ngajar Anak SMP Tarakanita, Menteri Wishnutama: Tidak Ada Kreativitas yang Langsung Jadi
- Dian Sastro: Karakteristik Anak Tarakanita Itu Tahan Banting
- Oneng Ajak Milenial Tarakanita Tidak Takut dan Apatis dengan Politik
- Pandemi Covid-19 Jadi Momen Emas Tarakanita Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik
- Peserta Didik di Lereng Gunung Terkendala Online, Tarakanita Terapkan Pendampingan Khusus
Dalam kondisi semacam ini, bukan tidak mungkin kehadiran siswa di sekolah akan dibatasi, baik dari sisi jumlah hari maupun jumlah siswa per kelas. Nah, salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan adalah flipped classroom (pembelajaran terbalik).
Flipped classroom merupakan model pembelajaran di mana siswa sebelum belajar di kelas mempelajari materi terlebih dahulu di rumah, sesuai arahan guru. Guru bisa membuat video materi yang diajarkan, lalu memberikan kepada siswa yang tidak masuk kelas.
Model belajar seperti ini memang menuntut siswa lebih mandiri, karena mereka mempelajari bahan terlebih dahulu sebelum ada pertemuan di kelas. Model ini juga membuat siswa lebih aktif karena dorongan keingintahuan mereka juga lebih tinggi.
Model pembelajaran ini telah diterapkan Jon Bergmann dan Aaron Sams, guru kimia di SMA Woodland Park di Colorado, Amerika Serikat. Hasilnya sangat bagus. Siswa bisa lebih aktfi dan mengikuti pelajaran saat berada di dalam kelas.
Guru bisa dengan mudah mengunduh materi untuk siswanya dari berbagai learning management system (LMS) yang sudah tersedia. Untuk memperdalam materi, guru juga bisa mengajak siswa berdiskusi dalam kelompok kecil. Guru berperan sebagai fasilitator dan berkeliling kelas untuk memotivasi sekaligus memantau keaktifan siswa dalam berdiskusi.
Berlandaskan penelitian yang dilakukan di Amerika dan beberapa sekolah di Indonesia yang sudah mempraktikkan flipped classroom, hasilnya sangat menggembirakan. Para siswa yang mempraktikkan metode ini, termotivasi belajar, kreativitas dan tanggung jawabnya juga meningkat, serta lebih aktif ketika di dalam kelas.
Nah, semoga model flipped classroom bisa menjadi satu alternatif pembelajaran dalam masa pandemi Covid-19, atau bahkan menjadi model pembelajaran yang akan terus berlangsung pada masa mendatang. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply