Apa Perlunya Pelajaran Mengarang?

Sharing for Empowerment

Spirit Novel adalah menerima dan mengakui kekompleks-an itu apa adanya. Menurut Kundera, setiap Novel mengatakan kepada pembacanya, “Mahluk adalah tidak sesederhana yang kamu pikirkan.”

Kalau orang Jawa percaya dengan kearifan yang berkata manungso tan keno kiniro, manusia tak dapat diduga, lewat Novel lah kearifan itu dapat dihadirkan dan dihidupkan dengan jelas. Bahkan itu lah, menurut Kundera, kebenaran abadi Novel.

Novel dengan caranya sendiri menemukan berbagai dimensi eksistensi yang telah banyak diabaikan oleh peradaban. Melalui Novel manusia mengeksplorasi dirinya ke sudut-sudut yang sangat dalam, yang bahkan tidak pernah terbayangkan dan oleh pendekatan lain tak mungkin dapat terhantarkan.

Kata Kundera, “Semua novel di setiap masa, berpusat pada teka-teki diri. Segera setelah sosok imajiner tercipta dalam novel, secara otomatis ia akan berhadapan dengan pertanyaan: apa itu diri dan bagaimana diri bisa terpahami?…. Manusia berharap untuk menyatakan citranya melalui perilaku tapi citra itu tak mirip dengannya. Dan jika diri tidak dapat dipahami melalui tingkah laku, lantas dimana dan bagaimana kita memahaminya? Maka tiba lah waktunya ketika novel, dalam pencarian dirinya, dipaksa untuk berpaling dari dunia tindakan yang kasat mata dan beralih pada kedalaman kehidupan yang tidak terlihat.”




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*