Duh, Tingkat Pembelajaran Siswa Indonesia 1,5 tahun di Bawah yang Diharapkan

Masuk Sekolah Saat Covid-19
Masuk Sekolah Saat Covid-19 (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Temuan terkini dari Bank Dunia untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama RI dan dengan dukungan dari Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) menyebutkan pandemi Covid-19 mengancam pencapaian di sektor pendidikan, kecuali jika Indonesia tetap berfokus kepada perlindungan dan pembangunan modal manusianya melalui peningkatan kesetaraan, kapasitas, dan akuntabilitas dalam pembelajaran.

Laporan ini juga menyebutkan bahwa Indonesia berhasil mencapai kemajuan yang patut dipuji selama 15 tahun terakhir dalam memperluas akses kepada pendidikan, dengan peningkatan angka partisipasi siswa hingga lebih dari 10 juta, atau 31 persen sejak tahun 2002. Akan tetapi, beberapa kendala yang signifikan masih harus diatasi.

Hasil pembelajaran siswa sebagaimana terukur pada ujian nasional maupun penilaian internasional masih tetap rendah di semua jenis sekolah, sementara laporan baru ini menunjukkan bahwa secara rata-rata para siswa memiliki tingkat pembelajaran 1,5 tahun di bawah apa yang diharapkan telah dicapai sesuai kurikulum untuk kelas 4.

BACA JUGA:

Akibat rendahnya tingkat pembelajaran ini, banyak siswa tidak mencapai tingkat pengetahuan dan keterampilan minimal yang dibutuhkan untuk berpartisipasi secara penuh di dalam perekonomian dan masyarakat.

Rangkaian laporan ini menyoroti ketidaksetaraan angka partisipasi siswa, terutama pada tingkat menengah atas dan pendidikan anak usia dini. Pandemi Covid-19 menjadikan tantangan-tantangan tersebut semakin rumit.

“Indonesia telah mencapai kemajuan besar pada sektor pendidikan, termasuk peningkatan signifikan pada angka partisipasi dan paritas gender. Akan tetapi, sangat penting agar pembelanjaan pemerintah ditargetkan kepada tujuan peningkatan hasil pembelajaran siswa dan pengurangan ketidaksetaraan pembelajaran,” ucap Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen.

Laporan bertajuk “Mengungkap Bagaimana Pemerintah Daerah di Indonesia Membelanjakan Anggaran Mereka untuk Pendidikan” menguraikan secara terperinci untuk pertama kalinya apa yang dilakukan pemerintah daerah dengan dana pendidikan yang diterima.

Laporan yang berjudul “Mengukur Kualitas Pelayanan Pendidikan Kementerian Agama” menelaah kualitas layanan pendidikan yang dibiayai melalui dana pendidikan, sedangkan laporan “Janji Pendidikan di Indonesia” mengidentifikasi cara untuk memperkuat sistem pendidikan secara keseluruhan.

Rangkaian laporan tersebut merekomendasikan agar dua tahun pendidikan usia dini yang berkualitas dapat diakses oleh seluruh masyarakat untuk memastikan bahwa anak-anak memulai dengan baik dan siap untuk belajar ketika mereka memasuki kelas satu SD.

Data pada laporan menunjukkan bahwa pemerintah kabupaten/ kota membelanjakan porsi yang sangat kecil untuk pendidikan dan pengembangan anak usia dini, secara rata-rata hanya 2,6 persen dari anggaran pendidikannya. Upaya untuk mengurangi kesenjangan pembelajaran ditujukan kepada anak-anak yang berasal dari keluarga paling miskin, tinggal di daerah terpencil, atau menyandang disabilitas, untuk memastikan agar tidak ada anak yang tertinggal.

Para guru dan kepala sekolah dapat memanfaatkan penilaian siswa untuk mengidentifikasi kesenjangan pembelajaran yang terjadi pada siswanya dan memberikan dukungan terarah.

“Seberapa banyak yang dipelajari oleh siswa selama ia melewati sistem pendidikan memberikan dampak langsung terhadap seberapa produktif mereka kelak sebagai orang dewasa,” kata Spesialis Pendidikan Senior Bank Dunia Indonesia, Noah Yarrow.

“Jika mereka dibekali dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja maka generasi muda Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan produktifitas, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan Indonesia secara menyeluruh.”

Rangkaian laporan ini merekomendasikan agar kapasitas dan pelaporan di tingkat daerah juga diperkuat, sementara para calon guru perlu diseleksi berdasarkan pengetahuan tentang mata pelajaran dan kemampuan pedagogis, untuk kemudian diberikan dukungan secara efektif di sepanjang karir mereka.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*