40 Persen Anak di Indonesia Bunuh Diri Akibat Tidak Kuat Terhadap Bullying

Ilustrasi: Ancaman kejahatan seksual dan cyberbullying pada anak melalui media sosial. (Ist.)
Ilustrasi: Ancaman kejahatan seksual dan cyberbullying pada anak melalui media sosial. (Ist.)
Sharing for Empowerment

BANDUNG, KalderaNews.com – Psikolog Trisa Genia C. Zega, M.Psi menegaskan perundungan (bullying) bisa berbentuk verbal, fisikal, sosial atau psikologis dan biasanya dilakukan orang yang memiliki kekuatan lebih pada mereka yang lebih lemah serta biasanya terjadi secara berulang

Bullying memiliki dampak jangka panjang yang sangat berbahaya terhadap korbannya. Dengan memahami bullying, berupa ciri-cirinya, tanda-tandanya, dan bagaimana cara mengatasinya, diharapkan masyarakat lebih peduli dan dapat mencegah terjadinya bullying.

Ia menjelaskan bullying tak hanya terjadi dalam lingkup pertemanan di dunia pendidikan, tapi juga bisa terjadi pada siapa saja, seperti saudara kandung, guru ke siswa, siswa ke guru, orang tua ke guru, orang tua ke anak, atasan ke bawahan, bahkan dari orang yang tidak dikenal sekalipun.

BACA JUGA:

“Bukan hanya terjadi di sekolah, namun bullying dapat terjadi dalam dunia kerja. Selama di dalam suatu lingkungan terdapat relasi, dan pergaulan, maka terdapat peluang munculnya masalah bullying,” katanya di webinar Rise Against Bullying (RISING) 2021 bertajuk “Say No To Bullying” yang diselenggarakan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) pada Jumat, 19 November 2021.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*