JAKARTA, Kalderanews.com — Ulasan media tentang buku memoar Pangeran Harry, Spare, yang diluncurkan pada 10 Januari 2023 banyak berfokus pada kontroversi ketegangannya dengan Istana Buckingham. Padahal, di luar itu sebetulnya banyak hal menarik yang dapat dijadikan pembelajaran bagi pembaca.
Salah satu episode penting dalam buku itu berkisah tentang masa-masa Pangeran Harry di bangku sekolah. Ada tiga sekolah tempat Pangeran Harry menempuh pendidikan dari masa kecil hingga remaja. Ketiganya adalah Wetherby (Pre-Preparation) School, Ludgrove (Preparation) School dan Eton College. Dalam memoarnya, Pangeran Harry lebih banyak bercerita tentang masa-masa di Ludgrove School dan Eton College.
BACA JUGA:
- Begini Cara Perpustakaan Kampus Ternama Berubah di Era Digital
- Apa yang Bikin 3 Perpustakaan Ini Jadi Favoritnya? Begini Cerita Dr Reimer
- Indonesia’s Chairmanship: ASEAN must have to be the epicenter of economic growth
Lugrove School adalah sekolah swasta (independent school) berasrama terletak di Ludgrove Hill, Berkshire, Inggris. Sekolah yang berafiliasi dengan Church of England ini didirikan pada tahun 1892. Sekolah ini sering diasosiasikan dengan kalangan aristokrat dan terpandang Inggris.
Murid-murid di Lugrove School berusia 8 hingga 13 tahun. Jumlahnya ratusan. Mereka tinggal di asrama yang masing-masing kamar dihuni oleh hingga 10 siswa.
Harry mengakui pada dasarnya dia senang sendirian. Dia suka berkawan tetapi, menurutnya, dia enggan terlalu dekat dengan siapa pun. Dia selalu berusaha memelihara jarak.
“Dan itu sulit dipenuhi di Ludgrove, dimana lebih dari 100 siswa (semuanya laki-laki) hidup bersama. Kami makan bersama, mandi bersama, tidur bersama, kadang-kadang sampai 10 orang dalam satu kamar. Setiap orang tahu urusan orang lain…,” tulis Harry (hal.33).
Sebagian besar kenangannya di Ludgrove terkait dengan masa menyedihkan, yaitu setelah ibunya meninggal pada Agustus 1997. Harry kembali ke asrama beberapa saat setelah ibunya, Lady Di, dimakamkan. Saat itu bersamaan dengan selesainya musim liburan.
Dia mengingat bahwa walaupun satu sama lain murid-murid sekolah itu saling kenal dan saling mengetahui kisah masing-masing, nyaris tidak ada yang mengucapkan turut berdukacita padanya atas meninggalnya Lady Di. (hal.34).
Hanya satu orang yang menyapanya, dan menanyakannya tentang hal itu, yakni sahabat dekatnya, Henner (di bagian lain bukunya, beberapa paragraf ia bercerita tentang Henner si baik hati, hal.46).
Mengapa mereka tidak ada yang menyapanya? Apakah mereka tidak punya empati? Menurut Pangeran Harry, mungkin bukan karena itu, melainkan karena mereka takut. “Saya sendiri tidak berkata apa-apa kepada siapa pun,” tulis Pangeran Harry (hal.34).
Kepala sekolah Ludgrove di masa Pangeran Harry di sana adalah Mr Gerald dan Mr Marston. Tetapi sebagian besar staf asrama (matrons) adalah perempuan. Para matron yang membantu mereka dalam kehidupan asrama sehari-hari. Mereka yang pertama kali menyapa saat siswa bangun tidur dan mereka pula yang mengucapkan selamat malam terakhir kali saat siswa akan terlelap.
Para matron berbagai macam gaya dan pembawaannya. Ada yang ramah, ada yang galak. Matron yang jadi favoritnya di antaranya Miss Robert. “Waktu itu saya benar-benar merasa pasti akan menikahinya suatu waktu nanti,” tulis Harry, mengenang kelucuan waktu kecil (hal.35).
Matron yang lain adalah dua perempuan kakak beradik, Miss Linn Major dan Miss Linn Minor. “Saya benar-benar sangat tertarik pada Miss Linn Minor. Waktu itu saya juga berpikir suatu hari akan menikahinya,” tulis Harry (hal.35).
Tetapi matron yang paling banyak mengurusi dia adalah Pat. Dan, tampaknya Pat tidak terlalu mengesankan bagi Harry. Pat, menurut dia, kurang ramah, selalu tampak lelah, dan kurang menikmati hidup. Saat-saat paling menyenangkan bagi Pat adalah bila dia berhasil menangkap basah murid melakukan hal-hal yang melanggar peraturan.
Itu sebabnya, Harry dan kawan-kawan membuat isyarat tertentu bila Pat (atau kepala sekolah) diperkirakan akan memasuki ruangan mereka. Dan bila Pat bersiap meninggalkan ruangan, di belakangnya mereka sering bertingkah urakan mencemooh dia. “Mungkin sekarang Pat tahu mengenai hal ini, dan sekarang giliran dia mungkin mengolok-olok saya sebagai contoh sempurna seorang yang jadi bahan tertawaan, dan mungkin dia tertawa juga,” tulis Harry (hal.37).
Beberapa kejadian lain dalam kehidupan asrama di Ludgrove tidak kalah serunya. Termasuk saat-saat mereka makan bersama atau diam-diam keluar dari kamar di malam hari dan keluyuran di koridor. Pangeran Harry juga mengingat sejumlah gurunya, yang mengesankan atau pun yang kurang bersahabat dengannya. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply