JAKARTA, KalderaNews.com – BMKG meminta masyarakat selalu membarui informasi prakiraan cuaca sebelum liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru)
Hal ini sebagai langkah antisipatif terhadap potensi cuaca ekstrem yang melanda di sejumlah daerah di Indonesia.
Cuaca ekstrem ini tentu bisa berpotensi menganggu kelancaran arus transportasi seluruh moda.
BACA JUGA:
- BRIN: Tahun 2025 Diwarnai Parade Planet, Gerhana Bulan Total, dan Hujan Meteor
- Gawat! BMKG Prediksi Musim Hujan di Indonesia akan Disertai Fenomena La Nina hingga April 2025
- Cek Di Sini! 5 Fenomena Astronomi pada Desember 2024, Ada Raja Hujan Meteor Nih!
110 juta orang akan liburan Natal dan Tahun Baru
“Kami meminta masyarakat terus memantau prakiraan cuaca melalui aplikasi InfoBMKG yang selalu diperbarui secara berkala,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta
“Peringatan dini cuaca akan disampaikan, sepekan dan diulang tiga hari sebelum kejadian, bahkan hingga tiga jam sebelum kejadian cuaca ekstrem,” imbuhnya.
Berdasar data Kementerian Perhubungan, diprediksi bakal ada 110,67 juta orang yang melakukan perjalanan di musim libur Natal dan Baru 2024/2025.
Mayoritas pelaku perjalanan itu menggunakan kendaraan pribadi berupa mobil dan motor sehingga amat rentan menghadapi cuaca ekstrem dalam perjalanan.
Potensi cuaca ekstrem
Dwikorita memaparkan, cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi sampai Maret atau April 2025. Ini dipengaruhi fenomena La Nina Lemah yang bisa meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen.
Selain itu, dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi Cold Surge (seruakan udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, juga diprakirakan aktif selama periode Nataru.
Dua fenomena ini memiliki potensi untuk meningkatkan intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, meski skala dan dampaknya masih membutuhkan pantau lebih lanjut.
BMKG terus memantau kondisi ini secara cermat serta menyampaikan informasi terkini untuk mendukung langkah antisipatif serta mengurangi risiko di lapangan.
“Update informasi cuaca berkala diperlukan sebagai bentuk preventif guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan keluar kota maupun saat mengunjungi berbagai destinasi wisata. Di musim penghujan seperti sekarang ini sangat rawan terjadi bencana hidrometeorologi,” paparnya.
Nah, di aplikasi besutan BMKG, tersedia fitur “Digital Weather for Traffic (DWT)”.
Fitur layanan tersebut bisa digunakan pelaku perjalanan untuk mengecek informasi cuaca di jalur mudik.
Pengguna bisa mengakses informasi peringatan dini, cuaca jalur darat, cuaca rute perjalanan, cuaca bandar udara, cuaca pelabuhan, cuaca penyeberangan, hingga informasi penerbangan dan gelombang.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply