

DELFT, KalderaNews.com – Hampir 100 peserta dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu dan pengalaman kerja dari tujuh (7) negara, yaitu Belanda, Jerman, Perancis, Belgia, Spanyol, Latvia dan Indonesia menghadiri simposium “Young Professional for Sustainable Energy” di TU Delft, Delft, Belanda, Sabtu, 4 Mei 2019.
Diketahui, simposium ini sendiri hasil kolaborasi Komisi Energi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin). Simposium menyajikan diskusi publik dengan tujuan untuk mendukung pemerintah Indonesia mewujudkan agenda-agenda pembangunan ekonomi nasional berbasis kualitas dan berkelanjutan di sektor energi yang dimotori oleh profesional-profesional muda Indonesia.
Simposium ini tergolong istimewa karena menjadi arena dimana para expert terpilih dari bidang-bidang yang berkaitan dengan energi berkelanjutan memberikan presentasi dan berdiskusi interaktif dengan mahasiswa Indonesia di luar negeri dan diaspora Indonesia yang memiliki ketertarikan maupun yang sedang berkarya di sektor energi.
BACA JUGA:
- Komisi Energi PPI Dunia-Ecadin Akan Gelar Simposium Energi di Belanda
- Ini 3 Fokus Pembangunan Manusia di Sektor Pendidikan Songsong Indonesia Emas 2045
- Sinergisme Pusat-Daerah dalam Pendidikan Jadi Harga Mati
- Jangan Sampai Siswa Belajar, Guru Asyik Main HP
Avianto Nugroho selaku Ketua Komisi Energi PPI Dunia mengatakan hampir 100 peserta yang datang dari tujuh (7) negara, yaitu Belanda, Jerman, Perancis, Belgia, Spanyol, Latvia dan Indonesia itu, selain ingin menambah pengetahuan di bidang energi, juga ingin memperluas jaringan hingga mencari topik penelitian untuk studi mereka.

Adapun materi yang disajikan dalam acara ini merupakan perpaduan antara “Circular Economy” dan “Materials & Applications” di sektor energi yang disampaikan pada Plenary Session dan Expert Discussion.
Wakil Ketua Komisi Energi PPI Dunia, Grace Triana Perangin Angin menambahkan bahwa antusiasme peserta untuk berpartisipasi aktif dalam simposium ini sangat tinggi. Hal itu terlihat dari banyaknya peserta yang ingin mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab di program Plenary Session dan juga banyaknya peserta yang menyampaikan pendapat serta masukannya saat sesi Expert Discussion.

Acara simposium sendiri dibuka oleh Fikry Cassidy selaku Wakil Kepala Perwakilan KBRI Den Haag, dengan rangkaian penyampaian materi dimulai oleh pembicara utama Sekretaris Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Halim Sari Wardana dan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Dimyati.
Sementara itu, pemateri pada Plenary Session & Expert Discussion adalah expert pilihan dari pelaku dunia usaha energi, seperti General Manager Safety & Environment for Technology Organisation Shell, Rihard Pasaribu, CEO PT Radiant Utama Interinsco Tbk, Sofwan Farisyi, Managing Director of Akuo Energy Indonesia, Refi Kunaefi, Manager of New Investment Department PT Rekayasa Industri, Aditya Farhan Arif, dan Grace Triana Perangin Angin selaku Chief Lentera Bumi Nusantara.

Simposium juga dihadiri kalangan komunitas yang diwakili Ichsan dari KOPETINDO dan METI/IRES dan Desti Alkano dari Ecadin serta Avianto dari Komisi Energi PPI Dunia. Ada pula akademisi yang diwakili oleh Profesor Bayu Jayawardhana dari Universitas Groningen selaku Co-founder Ocean Grazer BV.
Co-founder Ecadin, Syarif Riyadi menegaskan harapannya agar acara ini dapat menjadi sarana menciptakan berbagai jenis kolaborasi dalam mendukung pemerintah Indonesia mewujudkan agenda-agenda pembangunan ekonomi nasional berbasis kualitas dan berkelanjutan di sektor energi yang dimotori oleh profesional-profesional muda Indonesia. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply