JAKARTA, KalderaNews.com – Sejak tahun 2016 Kepala Sekolah SDN 9 Masohi, Maluku Tengah, Mariance Wila Dida berupaya menerapkan inovasi metode pembelajaran menyenangkan.
Wanita yang akrab dipanggil Ibu An ini memimpin sekolahnya untuk bertransformasi sebagai sekolah ramah anak yang mendukung pembelajaran murid.
BACA JUGA:
- Mahasiswa Bisa Belajar pada Siapa Saja, Jokowi: Tidak Hanya pada Dosen
- Dian Sastro: Karakteristik Anak Tarakanita Itu Tahan Banting
- Kuliah Online Dipermanenkan, Begini Kata Presiden Jokowi dan Mas Menteri Nadiem
- Wahana Visi Indonesia: 42 Persen Anak Bosan di Rumah dan Ingin Belajar di Sekolah
- Inilah Arti Logo HUT Kemerdekaan RI ke-75, Simak Yuk!
Pada awalnya Ibu An merasa skeptis bahwa murid bisa menjadi disiplin tanpa dipukul. Namun setelah menjalani penerapan disiplin positif dan pembelajaran aktif berpusat pada murid, ia melihat dampak positif pada murid dan guru.
Kini Ibu An adalah Penggerak Komunitas Sekolah Ramah Anak di Maluku Tengah yang mendampingi sekolah-sekolah di Masohi untuk bertransformasi menjadi Sekolah Ramah Anak.
Hasilnya, murid bisa menyelesaikan konflik tanpa kekerasan, saling menyapa, bersemangat dan mandiri belajar.
“Ada dampak besar dari sekolah ramah anak. Salah satunya adalah dampak ke orang tua, bagaimana orang tua itu sendiri bisa menerima kenyataan bahwa anak punya keunikan tersendiri,” kata Ibu An saat berdiskusi secara daring dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim di tengah peluncuran Kebijakan Merdeka Belajar Episode 5: Guru Penggerak.
Ibu An menjadi contoh guru penggerak yang telah menerapkan praktik baik dalam pembelajaran dengan hasil yang berdampak.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply