WASHINGTON, KalderaNews.com – Mahasiswa Program MBA di Stanford University sekaligus Penerima Beasiswa LPDP, Fransiska Putri Wina Hadiwidjana mengungkapkan kalau untuk kuliah MBA tidak diharuskan melakukan riset.
Hal ini diungkapkan co-Founder & CTO dari WomenWorks itu saat menjadi narasumber di acara Webinar Bincang Karya (Bianka) Seri-28 Bidang Bisnis yang dihelat KBRI Washington D.C. baru-baru ini.
Ia beralasan untuk mendaftar MBA yang dilihat adalah hal apa yang sudah dikerjakan, serta pengaruh apa yang diciptakan. Pengaruh yang dimaksud adalah baik untuk institusi asal atau organisasi.
BACA JUGA:
- Apa Beda Fakultas, Jurusan, dan Program Studi? Calon Mahasiswa Wajib Paham
- Inilah Daya Tarik Program Studi Arsitektur dan Planologi
- STIKOM Bali dan UPN Veteran Surabaya Sambangi BRIN Sodorkan Proposal Kerjasama
Ia pun mengakui ada sejumlah kelebihan belajar MBA di Standford University, yaitu aktivitas pendukung pengembangan karir mahasiswa, baik di dalam maupun luar kampus.
“Salah satu programnya diberi nama Arbuckle Fellow. Ini adalah program untuk mahasiswa MBA untuk terpilih menjadi coach bagi mahasiswa MBA yang baru masuk. Unsur terpenting juga adalah menjalin pertemanan dengan sesama mahasiswa selama kuliah,” tutur Fransiska.
Leave a Reply