JAKARTA, KalderaNewscom – Setiap 23 Maret diperingati sebagai Hari Meteorologi Sedunia atau World Meteorological Day. Kenapa 23 Maret?
Karena pada tanggal itu di tahun 1950 sebuah badan spesialisasi di bidang Meteorologi di bawah naungan PBB bernama World Meteorological Organization (WMO).
BACA JUGA:
- 22 Maret, Hari Air Sedunia, Inilah Tema dan Sejarah Penetapannya
- Kepala BMKG: Perubahan Iklim dan Kerusakan Lingkungan Picu Krisis Air yang Serius
- BMKG: Prakiraan Kemarau Kering di Jabodetabek Mulai Maret 2023
Meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk keperluan prakiraan cuaca.
Kata ini bermula dari bahasa Yunani meteoros atau ruang atas (atmosfer), dan logos atau ilmu.
Meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas gejala perubahan cuaca yang berlangsung di atmosfer.
Sejarah meteorologi di Indonesia
Sejarah pengamatan meteorologi di Indonesia dimulai pada 1841. Diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor.
Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Di tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr Bergsma.
Pada 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Lantas, pada 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor.
Pengamatan gempa bumi bermula pada 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada 1928.
Saat masa pendudukan Jepang, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
Dan kini, ranah tersebut dikoordinasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika alias BMKG.
Tema Hari Meteorologi Dunia 2023
Dilansir dari laman resmi WMO, tema peringatan Hari Meteorologi Dunia 2023 adalah “The future of weather, climate and water across generations”.
Peringatan Hari Meteorologi Dunia menjadi pengingat akan perubahan iklim di planet Bumi.
“Kita membutuhkan tindakan mendesak sekarang untuk memangkas emisi dan memastikan bahwa generasi mendatang dapat bertahan hidup dan berkembang di planet kita,” demikian tulis laman WMO.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply