
JAKARTA, KalderaNews.com – Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengungkap bahwa ada penurunan jumlah siswa secara nasional yang lolos SNBP 2024.
P2G mengatakan, penurunan siswa yang diterima PTN melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), karena angkatan pertama Kurikulum Merdeka.
Data P2g ini dihimpun berlandas angket yang disebar ke beberapa Sekolah Penggerak jenjang SMA secara nasional yang mengikuti SNBP.
BACA JUGA:
- 7 Rekomendasi Buku Self Healing yang Dibaca Idol Kpop, Gen Z Bisa Membacanya Jika Ingin Termotivasi
- Fenomena Puncak Hujan Meteor Lyrids, 21-22 April 2024, Begini Cara Mengamatinya
- Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Korban Diminta Bayar Rp 30 Juta
Data berdasar angket ke Sekolah Penggerak
Jumlah SMA Sekolah Penggerak Angkatan I yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak 2021 sejumlah 381 SMA.
Nah, angket tersebut diisi sampel 10 persen dari total populasi. Sebanyak 38 Sekolah Penggerak mengisi angket sebagai evaluasi pelaksanaan SNBP 2024.
P2G memperoleh data bahwa terjadi penurunan jumlah penerimaan siswa jalur SNBP 2024.
Ada penurunan drastis, terutama terhadap Sekolah Penggerak Angkatan I jenjang SMA yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak 2021.
Kepada Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri mengatakan, SNBP 2024 dinilai tidak berkeadilan bagi pengguna Kurikulum Merdeka untuk Sekolah Penggerak Angkatan I.
“Sekolah-sekolah Penggerak merasa mendapat diskriminasi, karena lulusan mereka tidak diperlakukan setara dengan sekolah-sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013,” protesnya.
Iman menyatakan, bahkan dalam pengumuman kelulusan SNBP pada 26 Maret 2024, ada perguruan tinggi yang tidak meloloskan siswa yang mendaftar menggunakan rapor Kurikulum Merdeka.
Catatan kritis P2G
Untuk mengevaluasi pelaksanaan SNBP 2024, P2G memberi 5 catatan kritis:
Pertama, terjadi penurunan yang signifikan di SNBP terhadap siswa lulusan sekolah-sekolah yang menggunakan Kurikulum Merdeka atau Sekolah Penggerak Angkatan I, dibandingkan sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013.
“Berdasarkan hasil data angket yang dijaring P2G secara online terhadap SMA yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak 2021, ada 38 sekolah mengalami penurunan drastis dalam penerimaan PTN jalur SNBP,” imbuh Iman.
Misal, SMAN 1 Cikampek, Karawang yang lulus SNBP 2023 21 siswa. Sementara pada SNBP 2024, hanya 3 siswa yang lulus masuk PTN.
Pun SMAN 1 Wonosari, Gunung Kidul. Pada SNBP 2023 berhasil meluluskan sekitar 46 siswa, tetapi terjadi penurunan pada SNBP 2024, hanya 16 siswa yang lulus.
Kedua, P2G menyayangkan tidak adanya koordinasi, sinkronisasi, dan harmonisasi antara kebijakan implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Sekolah Penggerak Angkatan I dengan sistem SNBP 2024.
Akibatnya siswa yang merupakan produk pertama lulusan Kurikulum Merdeka menjadi korban atau dirugikan oleh sistem ini.
Ketiga, sekolah kedinasan seperti Akademi Kepolisian (AKPOL), dan Akademi Militer (AKMIL TNI) masih mencantumkan penjurusan IPA dan IPS untuk pendaftarannya, sementara Kurikulum Merdeka sudah tidak mengenal penjurusan IPA dan IPS di SMA.
Keempat, kondisi seperti ini membuat orangtua, siswa, guru, dan kepala sekolah di SMA Sekolah Penggerak kecewa dan khawatir, karena anak-anak mereka tidak diterima SNBP.
Kelima, P2G menyebut ketika Kemendikbudristek merilis Merdeka Belajar Episode 22 pada September 2022. Seharusnya sejak itu sudah dibuat skema penyesuaian oleh PTN untuk menerima lulusan Kurikulum Merdeka Angkatan I yang lulus tahun 2024.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply