Ambil PhD di Belanda Butuh Kemampuan Bahasa Inggris di Atas Rata-Rata

CEO Academic Transfer, Jeroen Sparla di acara PhD Recruitment 2019 yang dihelat Nuffic Neso Indonesia bekerja sama dengan Academic Transfer di Erasmus Huis Jakarta, Sabtu, 16 November 2019
CEO Academic Transfer, Jeroen Sparla di acara PhD Recruitment 2019 yang dihelat Nuffic Neso Indonesia bekerja sama dengan Academic Transfer di Erasmus Huis Jakarta, Sabtu, 16 November 2019 (KalderaNews/Fajar H)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Melanjutkan pendidikan jenjang PhD membutuhkan kemampuan berbahasa Inggris yang di atas rata-rata, karena mahasiswa PhD tidak hanya berkewajibkan menjelaskan ide kepada dirinya sendiri, namun kepada supervisor dan khalayak ramai.

CEO Academic Transfer, Jeroen Sparla pun mengaku gembira karena animo masyarakat Indonesia terhadap jenjang studi PhD semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan keseriusan para pendaftar dalam mengunggah riset proposal yang semakin beragam dalam pembahasan topik di acara PhD Recruitment 2019 yang dihelat Nuffic Neso Indonesia bekerja sama dengan Academic Transfer di Erasmus Huis Jakarta, Sabtu, 16 November 2019.

“Kemampuan bahasa Inggris dari para pendaftar semakin berkualitas dibuktikan dengan penyusunan kalimat yang jelas dalam menyusun proposal riset akademis PhD di Belanda,” tandasnya.

BACA JUGA:

Diketahui, ada 3 (tiga) status PhD di Belanda yaitu PhD employer, PhD by scholarship, dan PhD dengan biaya sendiri. Kondisi ketiga skema PhD tersebut relatif sama, namun untuk PhD employer biasanya ada tuntutan yang sedikit lebih tinggi karena para mahasiswa PhD menerima gaji dari universitas.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*