7 Alasan Mengapa Cerita Kriminal Paling Banyak Dibaca di Masa Pandemi Covid-19

Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta
Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta (KalderaNews/Dok. Pribadi)
Sharing for Empowerment

Oleh: Eben E. Siadari *

JAKARTA, KalderaNews.com — Sebuah survei di Inggris menunjukkan fakta menarik. Di masa pandemi COVID-19 yang mendatangkan kecemasan dan ketidakpastian, ternyata buku bacaan yang dicari bukan buku-buku agama penguat iman dan pemberi harapan. Bukan pula buku-buku fiksi sains yang memberi gambaran masa depan. Juga bukan buku-buku jenis chicken soup for the soul yang menyamankan jiwa dan perasaan. Pun bukan buku-buku humor yang menghibur dan membuat lupa kepedihan. Buku yang paling banyak dicari orang di masa pandemi ini di negaranya Ratu Elizabeth II itu adalah buku-buku cerita kriminal dan fiksi thriller.

Menurut survei yang dilakukan Nielesen Book terhadap 1.000 responden orang dewasa ini, para responden mengatakan terjadi perubahan selera bacaan mereka di masa pandemi ini. Minat membaca buku-buku cerita kriminal dan thriller serta fiksi popular lainnya meningkat. Sementara selera untuk membaca buku-buku bergenre fiksi dystopian (seperti fiksi sains) tidak terlalu besar.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*