Ignasius Jonan Ajak Siswa Tarakanita Hemat Energi Fosil

Sharing for Empowerment

“25 tahun yang lalu orang mempromosikan hemat energi itu berusaha mematikan lampu apabila tidak digunakan, mematikan pengatur suhu ruangan kalau tidak digunakan dan tidak membuang-buang energi, baik energi listrik atau juga tidak membuang-buang energi BBM apabila tidak diperlukan.”

Namun saat ini, akunya, tantanganya itu jauh lebih besar, karena jumlah penduduk bumi itu jauh lebih besar. 25 tahun lalu jumlah penduduk kurang dari 5 milyar. Setelah Perang Dunia II baru 2,5 M, tapi sekarang sudah 7,5 miliar.

“Naik 3 kali lipat. Kebutuhan energi makin besar. Bila energi fosil terus digunakan maka akan menciptakan polusi yang luar biasa. Penyakit pernafasan di perkotaan makin besar. Tingkat kesehatan mereka yang tinggal di kota besar juga menurun karena udaranya makin lama makin kurang bersih.”

Ia pun menyebutkan tantangannya saat ini adalah menjadikan energi fosil menjadi energi yang terbarukan.

Salah satu peserta didik dari SMP Santo Yosef Surabaya, Camelia Ayu berinteraksi secara virtual dengan memberikan pertanyaan pada Jonan
Salah satu peserta didik dari SMP Santo Yosef Surabaya, Camelia Ayu berinteraksi secara virtual dengan memberikan pertanyaan pada Jonan (KalderaNews/JS de Britto)

“Hemat energi itu semaksimal mungkin menggunakan energi yang bersih, energi yang bisa diperbarui, contoh konkretnya listrik dari energi matahari atau sepeda listrik sehingga tidak menyebabkan polusi asap.”




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*