Gondol Nobel Fisika 2020, Andrea Ghez: Saya Berharap Bisa Menginspirasi Perempuan Muda

Penerima Nobel Fisiska 2020, Andrea Ghez perempuan keempat yang menerima Nobel Fisika sejak 1901
Penerima Nobel Fisiska 2020, Andrea Ghez perempuan keempat yang menerima Nobel Fisika sejak 1901 (Foto: PBS)
Sharing for Empowerment

STOCKHOLM, KalderaNews.com – Ilmuwan perempuan asal Amerika, Andrea Ghez memenangkan Penghargaan Nobel Fisika 2020 bersama dua peneliti lainnya Briton Roger Penrose dari Inggris dan Reinhard Genzel dari Jerman pada Selasa, 6 Oktober 2020.

Kehadiran Ghez cukup unik karena dia adalah perempuan keempat yang menerima Nobel Fisika sejak 1901, ketika hadiah Nobel itu pertama kali dibagikan.

“Saya berharap saya bisa menginspirasi perempuan muda lainnya ke lapangan,” kata Ghez dalam konferensi pers setelah penghargaan itu diumumkan seperti dilansir AFP.

BACA JUGA:

Andrea Ghez sendiri adalah Profesor Fisika dan Astronomi di University of California. Andrea Mia Ghez kelahiran 16 Juni 1965 adalah seorang astronom Amerika dan profesor di Departemen Fisika dan Astronomi di UCLA. Pada tahun 2004, majalah Discover mencantumkan Ghez sebagai salah satu dari 20 ilmuwan terbaik di Amerika Serikat yang telah menunjukkan pemahaman yang tinggi di bidangnya.

Diberitakan KalderaNews sebelumnya, Penghargaan Nobel Fisika 2020 dianugerahkan kepada Roger Penrose atas penemuan lubang hitam (black hole) dan Reinhard Genzel serta Andrea Ghez atas penemuan “benda supermasif di pusat galaksi kita”.

Istilah “lubang hitam” mengacu pada titik di ruang angkasa dimana materi dikompresi sedemikian rupa sehingga menciptakan medan gravitasi yang bahkan cahaya pun tidak bisa lepas.

Penrose, yang berbasis di University of Oxford, menggunakan pemodelan Matematika untuk membuktikan kembali pada tahun 1965 bahwa lubang hitam dapat terbentuk, menjadi entitas yang sebelumnya tidak ada, bahkan cahaya bisa lenyap dalam black hole.

Perhitungannya membuktikan bahwa lubang hitam – benda super padat yang terbentuk ketika sebuah bintang berat runtuh karena bobot gravitasinya sendiri – adalah konsekuensi langsung dari teori relativitas umum Einstein.

Sementara itu, Genzel dan Ghez telah memimpin penelitian sejak awal 1990-an yang berfokus pada wilayah yang disebut Sagitarius A * di pusat Bima Sakti.

Dengan menggunakan teleskop terbesar di dunia, mereka menemukan objek yang sangat berat dan tak terlihat – sekitar 4 juta kali lebih besar dari massa Matahari kita – yang menarik bintang-bintang di sekitarnya, memberikan karakteristik pusaran galaksi kita.

Keduanya ini secara khusus mengembangkan metode untuk melihat melalui awan besar gas dan debu antarbintang ke pusat Bima Sakti, menciptakan teknik baru untuk mengimbangi distorsi gambar yang disebabkan oleh atmosfer bumi. Pada April 2019, astronom mengungkap foto pertama lubang hitam.

Genzel sendiri bekerja untuk Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics di Garching, Jerman dan University of California, sementara Ghez adalah Profesor Fisika dan Astronomi di University of California.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*