Pro-Kontra Menghapus Pelajaran Menulis di Sekolah Dasar di Eropa

Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta.
Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

Oleh Eben E. Siadari *

JAKARTA, KalderaNews.com — Digitalisasi di dunia pendidikan telah mendatangkan gagasan ekstrem: menghapus pelajaran menulis dengan tangan di sekolah-sekolah. Menulis dengan tangan (selanjutnya disingkat menjadi MDT) tak lagi diajarkan. Sebagai gantinya, anak-anak menulis dengan menggunakan keyboard komputer.

Kemudahan yang ditawarkan piranti digital telah membuat banyak guru mendukung proses jalan pintas ini. Tak ada lagi kewajiban bagi anak-anak untuk belajar MDT.  Ini sudah terjadi di Norwegia dan Finlandia.

BACA JUGA:

Menurut Anne Sliper Midling dari Norwegian of Science and Technologi (Norges Teknisk-naturvitenskaplige Universitet/NTNU) yang menulis di Medical Xpress, belum lama ini, beberapa sekolah di Norwegia telah menghapus pelajaran ini dan menggantinya dengan pelajaran menulis memakai keyboard komputer. Di Finlandia lebih ekstrem. Sebagian besar sekolah tidak lagi memberikan peajaran MDT.

Kecenderungan ini makin kuat di masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan pelajar mengunakan piranti digital pada hampir seluruh proses belajar dari rumah. Di Norwegia, waktu anak-anak terhubung dengan gadget mencapai rata-rata empat jam sehari, naik 100 persen dibanding tahun 2010. Ini telah mendatangkan keprihatinan tersendiri.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*