“Mayoritas anak membuat produk atau sesuatu yang terlihat, kemudian dipresentasikan. Kalau hanya jawab soal itu berpikir ilmiahnya belum masuk. Beda halnya jika berbasis project ini maka ada runtutan pekerjaan ilmiah, mulai dari nemu masalah, membuat hipotesis, cari data, olah data dan produk prototype, langkah pengerjaannya hingga pembuktiannya.”
Selanjutnya, kalau sudah persiapan untuk lomba maka peserta didik benar-benar dilatih untuk presentasi di depan para scientist. Ada persiapan khusus untuk anak-anak yang akan maju kompetisi.
Kendati demikian, proses pendidikan di Tarakanita yang demikian ini tolok ukurannya tentu saja bukan pada hasil akhir untuk memenangkan perlombaan atau kompetisi.
“Anak-anak sudah memenangkan proses itu lah yang terpenting. Anak-anak belajar berproses, runtut, sistematis, berpikir ilmiah, sehingga hasil yang diperoleh ini bisa menjadi berkat dan ke depan bisa menemukan solusi-solusi yang baik untuk masyarakat dan negara.
Tidak hanya di Science Club seperti yang telah diikuti Lukas Djapri, pendampingan pada semua anak pada dasarnya dibarengi dengan pengorbanan dalam pendampingan oleh para guru di luar jam kerja. Cinta kasih guru itu diwujudkan unlimited.
keren kamu lukas