BACA JUGA:
- Musim Hujan Akhir Oktober 2020, Waspadai Banjir dan Tanah Longsor
- Inilah Sosok di Balik “Hujan Bulan Juni”, Seorang Profesor Sastra Indonesia
- Tips Tetap Sehat di Musim Hujan buat Anak Sekolah dan Mahasiswa
Seperti Sheldon dalam novelnya, dalam buku ini Payung Bangun mengangkat salah satu tokoh kisah (di antara sejumlah tokoh) seorang anak petani yang bercita-cita jadi petani, namun, oleh perang kemerdekaan, ia terseret menjadi pejuang. Dia menjalankan panggilan itu dengan gagah berani.
Anak muda itu bernama Saureen Saragih. Ia berasal dari Simalungun. Ia sudah lulus dari sekolah pertanian menengah Talapeta ketika perang kemerdekaan mengharuskannya terjun ke medan perang. Ia menyambut panggilan perjuangan itu dengan sukarela.
Dikisahkan, Saureen sebetulnya tak ingin menyandang bedil. Ia bukan tentara by design. Ia tidak pernah dididik menjadi tentara. Namun, panggilan untuk bertempur tak dapat ia tolak karena baginya itu merupakan, “suatu kewajiban yang harus dilaksanakan untuk memenuhi suatu tugas yang mulia.”
Bila tugas ini telah selesai, Saureen ingin kembali ke cita-citanya sedari awal. Yakni menjadi petani. “Ia ingin menjadi seorang petani yang akan memelihara berbagai ternak, seperti ayam, itik, kambing, lembu dan sebagainya. Pokoknya segala pengalaman sekolahnya akan dituangkannya dalam praktik,” tulis Payung Bangun.
Leave a Reply