Gugurnya Saureen Saragih dan Tujuan Belajar Sejarah

Sharing for Empowerment

BACA JUGA:

Seperti Sheldon dalam novelnya, dalam buku ini Payung Bangun mengangkat salah satu tokoh kisah (di antara sejumlah tokoh)  seorang anak petani yang bercita-cita jadi petani, namun, oleh perang kemerdekaan, ia terseret menjadi pejuang. Dia menjalankan panggilan itu dengan gagah berani.

Anak muda itu bernama Saureen Saragih. Ia berasal dari Simalungun. Ia sudah lulus dari  sekolah pertanian menengah Talapeta ketika perang kemerdekaan mengharuskannya terjun ke medan perang. Ia menyambut panggilan perjuangan itu dengan sukarela.

Dikisahkan, Saureen sebetulnya tak ingin menyandang bedil. Ia bukan tentara by design. Ia tidak pernah dididik menjadi tentara. Namun, panggilan untuk  bertempur tak dapat ia tolak karena baginya itu merupakan, “suatu kewajiban yang harus dilaksanakan untuk memenuhi suatu tugas yang mulia.”

Bila tugas ini telah selesai, Saureen ingin kembali ke cita-citanya sedari awal. Yakni menjadi petani. “Ia ingin menjadi seorang petani yang  akan memelihara berbagai ternak, seperti ayam, itik, kambing, lembu dan sebagainya. Pokoknya segala pengalaman sekolahnya akan dituangkannya dalam praktik,” tulis Payung Bangun.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*