Gugurnya Saureen Saragih dan Tujuan Belajar Sejarah

Sharing for Empowerment

 Dalam novel Sheldon, anak petani yang berjuang demi kemerdekaan bangsanya itu akhirnya hidup bahagia. Cita-citanya dan cita-cita bangsanya kesampaian.  Tidak demikian halnya perjalanan hidup Saureen. Keindahan novel memang tak selalu terjadi dalam sejarah.

Dikisahkan, dalam sebuah pertempuran yang sengit di Binjai Amplas (Medan Selatan) pada 28 Juli 1947, Belanda mengepung para pejuang  dari arah  Tanjung Morawa. Sementara itu pasukan Belanda lainnya telah pula melakukan pendaratan di Pantai Cermin, sehingga seluruh kekuatan pejuang Indonesia yang di Timur dan Selatan terkepung.

Dalam keadaan demikian, para pejuang berusaha menyelamatkan diri keluar dari kepungan musuh, terutama mereka yang masih memiliki peluang untuk itu. Namun  pasukan yang berada dalam di garis depan dalam posisi sudah berhadap-hadapan dengan musuh, tak mungkin lagi mundur. Mereka harus menghadapinya.

Di antara yang berada di garis depan itu adalah  Letnan Saureen dengan pembantunya Letnan Tugimin, beserta anggota pasukannya. “Kubu-kubu pertahanan mereka dan sarang-sarang senapan mesin semua lurus menjurus ke arah Medan,” tulis Payung Bangun dalam bukunya.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*